Rezki Naufan Hendrawan-270110090030


Petrologi dan mineralogi merupakan dua kesatuan ilmu yang berbeda, namun memiliki keterikatan satu sama lain. Secara awam, petrologi bisa di artikan dengan ilmu yang mempelajari tentang batuan dan mineralogi adalah ilmu yang mempelajari mineral-mineral dari suatu batuan. Dari pengertian tersebut sudah dapat dipahami bahwa kedua ilmu ini saling berkaitan.
Menurut para ahli, unsur pokok dari suatu batuan adalah mineral-mineral kristalin yang berbutir halus, materi non kristalin, gelas, dan rongga yang tercipta akibat tempat tersimpannya gas selama proses pembentukan batuan berlangsung. Menurut Plummer dkk, batuan adalah materi yang terbentuk secara alamiah, telah terkonsolidasikan, terdiri dari butiran satu jenis mineral atau lebih. Sedangkan Blatt, H dan Tracy, R.J mendefinisikan bahwa batuan terbentuk secara alamiah, disusun oleh agregat-agregat mineral-mineral atau mineraloid yang berhubungan secara mekanik. Kebanyakan batuan tersusun oleh beberapa mineral yang berbeda. Secara tradisional batuan dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf.
Banyak sekali definisi mineral di dunia ini dan masih menjadi perdebatan para ahli, namun secara umum dapat kita buat definisi bahwa mineral adalah suatu benda padat homogen yang terbentuk di alam secara organik, mempunyai komposisi kimia tertentu dan susunan atom yang teratur. Berdasarkan definisi yang disebutkan di atas komponen seperti air, batubara, minyak bumi maupun gas alam tidak dapat digolongkan sebagai mineral. Batasan mineral adalah suatu benda padat homogen, menyatakan bahwa mineral terdiri dari suatu dasa padat dan hanya satu macam material saja yang tidak dapat diuraikan lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Batasan mineral adalah suatu benda padat yang terbentuk di alam secara organik, menyebabkan benda-benda padat homogen yang dihasilkan binatang atau tumbuhan tidak termasuk mineral. Oleh karena itu, kulit tiram (kerang) meskipun terdiri dari kalsium karbonat yang tidak dapat dibedakan secara kimia dan fisika dengan mineral aragonit atau kalsit, tidak dapat disebut sebagai mineral.

Gambar 1. Jenis-jenis dari mineral dan batuan

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma yang dapat berlangsung di permukaan, dekat ke permukaan atau jauh di bawah permukaan. Perbedaan tempat pembentukan ini pada akhirnya akan digunakan dalam klasifikasi dan mempengaruhi sifat-sifat batuan yang terbentuk. Jika batuan tersebut terbentuk di permukaan bumi, batuan beku ini disebut batuan ekstrusif atau volkanik, jika jauh terbentuk di bawah permukaan disebut batuan intrusif atau plutonik, sedangkan jika terbentuk di dekat permukaan dinamakan batuan hipabisal.
Batuan sedimen terbentuk dari sumber material hasil dari proses pelapukan. Kata sedimen berasal dari bahasa latin sedimentum yang berarti penenggelaman atau secara sederhana dapat diartikan dengan endapan, yang digunakan untuk material padat yang diendapkan oleh fluida. Material hasil proses pelapukan secara tetap akan terkikis dari batuan induknya, kemudian mengalami pelapukan dan dieundapkan pada cekungan-cekungan di permukaan bumi seperti danau, lembah, sungai dan laut. Material pada bukit pasir di gurun lumpur di rawa-rawa, kerakal di sungai, merupakan proses dari produk tersebut yang tidak ada hentinya. Karena proses pelapukan batuan, pengangkutan dan pengendapan material proses hasil pelapukan terus berlangsung, maka material sedimen dapat di jumpai dimana-mana. Setelah diendapkan material sedimen yang dekat dengan dasar cekungann akan mengalami kompaksi. Lama kelamaan endapan ini akan tersemenkan oleh mineral yang mengkristal pada pori-pori antar butiran sehingga membentuk batuan sedimen (sedimentary rock).
Metamorfisme adalah proses yang menyebabkan perubahan tekstur perubahan mineralogi atau keduanya yang terjadi pada batuan dengan limit bawahnya diagenesis dan pelapukan dan limit atasnya adalah melting (peleburan). Proses perubahan tekstur yang tidak diiringi dengan perubahan mineralogi ada dua macam yaitu cataclastic dan recrystalization. Cataclastic yaitu proses penghancuran dan pemecahan butiran pada batuan. Recrystalization adalah proses penyusunan kembali crystal lattice dan hubnungan dalam butir melalui migrasi ion dan deformasi lattice, tanpa disertai penghancuran butiran. Neocrystalization adalah proses yang menghasilkan mineral baru ang tidak terdapat batuan metamorf sebelumnya. Proses yang serupa terjadi juga selama diagenesis. Jadi metamorfisme sama dengan diagenesis, tetapi hanya meliputi proses yang terdapat diluar kondisi permukaan (P dan T rendah). Batuan metamorf adalah batuan dengan tekstur dan mineral yang merefleksikan catalistic, recrystalization atau Neocrystalization sebagai respon terhadap kondisi yang berbeda dari pembentukan batuan tersebut dan prosesnya diantara diagenesis dan anatexis. Batuan asal (protolith) dari batuan metamorf ini bisa berasal dari batuan beku, batuan sedimen bahkan batuan metamorf dengan derajat lebih rendah.

Gambar 2. Siklus Batuan